Nama-nama candi yang terdapat di dalam kompleks yang dikelilingi tembok berukuran 74x74 meter ini antara lain Candi Sulung (Candi Tua), Candi Bungsu, Candi (Stupa) Mahligai, serta Candi Palangka. Kompleks Candi Muara Takus ini merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Provinsi Riau. Di luar areal tembok tersebut terdapat juga tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir Sungai Kampar Kanan.
Candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarawan menganggap wilayah ini merupakan salah satu pusat pemerintahan kerajaan Sriwijaya.
Candi Muara Takus sering menjadi destinasi wisata religi terutama bagi kalangan umat Buddha, khususnya dari Provinsi Riau pada momen perayaan Hari Waisak, dengan melakukan dharmayatra (ziarah spiritual Buddhis) serta puja bakti di kompleks candi.
Pada tahun 2019, Kompleks Candi Muara Takus menjadi tempat perayaan Hari Waisak Nasional 2563 BE yang diselenggarakan oleh Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) pada 25 Mei 2019.