Ritual Bakar Tongkang biasanya diselenggarakan pada hari ke-16 bulan ke-5 kalender Imlek ("Go Ge Cap Lak" dalam dialek bahasa Hokkian Bagansiapiapi), sekitar bulan Juni-Juli, untuk mengenang para leluhur dalam menemukan Bagansiapiapi dan sebagai wujud syukur terhadap Dewa Kie Ong Ya yang menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa setempat telah membantu menuntun perjalanan laut mereka dalam menemukan kota Bagansiapiapi yang menggunakan kapal tongkang. Ritual Bakar Tongkang ini juga sekaligus merupakan perwujudan tekad masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi yang telah menganggap Bagansiapiapi dan Indonesia sebagai tanah air mereka dan tidak akan kembali lagi ke Tiongkok Daratan.
Setiap tahunnya ritual ini mampu menarik wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, bahkan hingga Tiongkok Daratan. Kini acara wisata religi dan budaya tahunan ini gencar dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan Provinsi Riau sebagai salah satu andalan destinasi wisata Provinsi Riau umumnya, dan Rokan Hilir khususnya.
Untuk mencapai kota Bagansiapiapi dari ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru dibutuhkan perjalanan darat sekitar 6-7 jam dengan jarak tempuh +/- 350 km. Sementara dari ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Medan, dibutuhkan 10-12 jam perjalanan darat melalui Lintas Timur Sumatera. Dari Kota Dumai hanya dibutuhkan waktu tempuh 2-3 jam melalui jalan darat karena jarak Dumai - Bagansiapiapi hanya sekitar 125 km.
Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi kota Bagansiapiapi untuk menyaksikan langsung helat Ritual Bakar Tongkang ini, disarankan untuk memesan hotel dan sarana transportasi minimal 3-6 bulan sebelumnya karena keterbatasan hotel dan sarana angkutan yang ada.